Suatu hari saya mengalami kejadian demi kejadian buruk yang menimpa saya, entahlah hari itu rasanya seakan tidak ada hal benar yang saya dapatkan, hmm kalau menurut orang si mungkin saya benar-benar lagi mengalami kesialan yang bertubi-tubi, namun di dunia ini tidak ada kesialan atau keberuntungan karena semua itu adalah takdir.
Mulai dari pagi hari saya bangun dengan tubuh yang sakit, tidak ada semangat pada pagi hati itu, dan jangan lupa momen kesiangan dan dimarahi sama emak. Yah saya berangkat kerja dengan perasaan yang sangat malas, di jalan juga motor menabrak lubang jalan dan hampir menyerempet motor lain. Sesampainya di tempat kerja, energi negatif itu masih terus berlanjut, mulai dari hubungan yang tidak baik dengan orang yang saya temui, lalu kerjaan yang berantakan, dan akhirnya masalah demi masalah datang melanda.
Saat sedang dalam kesulitan seperti itu, saya melihat orang lain yang lebih beruntung dan saya semakin jatuh dan kecewa, saya pikir hidup ini tidak adil, kenapa ada orang yang beruntung hidupnya, terlahir dengan fisik yang sempurna dan dari keluarga kaya raya, dia tidak perlu hidup susah selama hidupnya, lalu saya bercermin dan melihat muka kusam yang sedang tidak bahagia, entah jadi apa masa depannya kelak.
Selesai urusan yang terpaksa di tempat kerja, saya buru-buru pulang karena ingin segera istirahat dan melupakan hari yang buruk ini. Namun di jalan saya diperlihatkan sesuatu yang tidak saya duga, mulai dari anak kecil yang menjual sapu ijuk, dengan pakaian yang kumal dan kotor dia berjalan dengan tersenyum sambil memakan cemilan yang mungkin dia beli di jalan, dan mungkin itu adalah makan siangnya hari itu. Cuaca yang panas hingga sore hari telah membuat saya loyo, namun anak itu tetap semangat dengan menggendong dagangannya yang menurut logika di masyarakat saat ini tidak terlalu laku dan diminati, hmmm.
Setelah melewati anak kecil penjual sapu ijuk itu, saya berhenti di sebuah lampu lalu lintas, kebetulan saat itu sedang berwarna merah dan saya harus berhenti. Tiba-tiba dari samping datang penjual koran, dan yang membuat saya menelan ludah, penjual koran itu cacat, dia tidak memiliki kaki yang sempurna seperti orang lain. Andai anda melihat wajah penjual koran itu, anda bisa merasakan apa yang saya rasakan, wajahnya sangat mewakili seorang ksatria yang gagah dan tahan banting. Bahkan saat ada orang yang iba memberinya uang, dia menolak dengan mentah-mentah dengan berdalih dia sedang berdagang, bukannya mengemis.
Terakhir ketika saya sudah dekat dengan rumah, saya berpapasan dengan kakek tua yang pulang dari sawah, memikul cangkul dengan hanya mengenakan celana yang sudah kotor penuh dengan lumpur, wajah lelahnya terlihat jelas karena sudah seharian dia bekerja di sawahnya, namun aura kekuatan seorang pria tetap ada padanya.
Sesampainya di rumah, saya merebahkan tubuh di kasur yang empuk, saya menaruh gadjet mahal saya, dan pikiran saya mulai berpetualang mencerna makna dari beberapa sosok yang saya temui tadi di jalan pulang. Ampuni hamba ya Allah, hamba memang kurang bersyukur dan bersabar, hamba tidak bisa melihat segala nikmat yang telah Engkau berikan, hamba terlalu berharap yang lebih dan lebih lagi tanpa bersyukur dengan apa yang telah ada.
![]() |
meme tentang hidup |
Ini adalah kisah hidup saya ketika mengalami masalah dan hampir berputus asa, saya sering diperlihatkan hal-hal yang membuat saya sadar betapa kurang bersyukurnya diri saya, dan ucapan syukur selalu saya ucapkan kepada Allah SWT atas segala yang telah Dia berikan untuk saya, ampuni hamba yang masih kufur nikmat ini...
0 comments:
Post a Comment