Kisah Ahli Ibadah yang Merendahkan Pendosa, Lihat Apa yang Terjadi!

Ini adalah kisah nyata yang saya dapatkan langsung dari sumbernya, sebuah kisah yang membuat saya sadar betapa Allah SWT maha melihat semua yang dilakukan oleh hambanya, dan dari kisah ini saya mulai paham bahwa tidak boleh seorang yang ahli ibadah menyepelekan bahkan merendahkan seorang pendosa sekalipun, karena kita tidak tahu rahasia yang tersembunyi.

Dahulu kala ada seorang pemuda yang hidupnya berantakan, pemabuk, penipu, dan berbagai kejahatan lain sering dia lakukan kala masih muda. Dia terkenal sebagai preman di desanya dan sebagian besar orang takut dan memilih tidak membuat masalah dengannya. Namun ternyata dia berbeda dari pemikiran orang awam, walau hidupnya berantakan, namun dia sangat menghormati orang lain, apalagi orang yang rajin beribadah, dia tidak akan berani bahkan dia akan sangat menghormatinya.

Suatu ketika pemuda berandalan ini bertemu dengan salah satu ahli ibadah di desanya, namun saat dia menyalami dan menyapanya, eh si ahli ibadah malah menolak mentah-mentah dan membuang muka, bahkan saat itu si ahli ibadah berkata "saya tidak sudi bersentuhan dengan pemuda mabuk seperti kamu, kotor". Menyedihkan sekali, namun sang pemuda bukannya marah dan dendam, dia malah merasa bahwa perkataan ahli ibadah itu benar, memang saat itu dia sedang mabuk dan sedang kotor, dan sejak saat itu pemuda ini mulai taubat dan meninggalkan dunia hitamnya. Sedikit demi sedikit dia mulai membenahi ibadahnya, dan meninggalkan segala perbuatan buruknya yang biasa dia lakukan.

Beberapa waktu berlalu, sang pemuda kini sudah berubah menjadi orang yang lebih baik dan hidupnya tak lagi berantakan, dan apa yang terjadi? Tiba-tiba saja istri si ahli ibadah yang dulu memandang rendah si pemuda, datang ke rumah dan memohon bantuan untuk menolong suaminya yang sedang sakit parah. Sang pemuda membantunya dan membawanya ke rumah sakit, kala itu hujan sedang turun sangat deras namun sang pemuda tetap menolong orang yang dulu merendahkannya itu.

Setelah sembuh, sang ahli ibadah datang ke rumah sang pemuda dan berterimakasih atas bantuannya sambil menyodorkan uang 200ribu sebagai ucapan terimakasih, namun sang pemuda menolaknya dan dia berkata bahwa dia menolongnya dengan ikhlas tanpa mengharap imbalan apapun. Mendengar perkataannya itu, si ahli ibadah merasa malu dan dia segera meminta maaf atas perlakuannya yang dulu yang telah meremehkan sang pemuda.

Sejak saat kejadian itu, sang pemuda benar-benar taubat dan si ahli ibadah sadar bahwa dia sudah sangat salah telah meremehkan orang lain. Yah hidup ini kadang di atas dan kadang di bawah, ada kalanya kita tak mampu untuk menjadi benar dan ada kalanya kita selalu merasa benar, ingatlah bahwa sebaik-baiknya kita adalah yang mau membenahi dirinya bagaimanapun keadaannya.

Updated at: 8:48 PM

0 comments:

Post a Comment