Ancol adalah salah satu tujuan wisata yang berada di Jakarta utara, yang artinya sudah berbatasan langsung dengan laut. Di sana banyak sekali dibangun segala macam obyek wisata yang mewah dan bagus, mulai dari seaworld, dufan, gelanggang samudra, marina, pulau bidadari, pantai, taman dan lain sebagainya. Taman Impian Jaya Ancol dibangun pada tahun 1966, dan hingga kini masih terus jalan dan menyediakan tempat rekreasi kepada wisatawan yang berada di Jakarta.
Saya yang anak kampung ini juga tak mau ketinggalan donk, walau masih doyan makan singkong namun saya ingin menikmati bagaimana rupa ancol yang sangat terkenal itu, dan Allah memberikan kesempatan itu ketika saya berada di Jakarta untuk liburan.
Sore itu saya diajak kakak beserta istrinya untuk liburan ke Ancol, menggunakan sepeda motor kami nekad berangkat dari Jakarta pusat jam setengah 7 malam. Jalanan macet sepertinya sudah menjadi hal yang lumrah di Ibu kota, dan itu membuat kami baru sampai di Ancol sekitar jam 8 lebih. Ini juga pengalaman yang menarik untuk saya, menaiki roda dua mengitari kota Jakarta, satu kata yang saya ucapkan saat itu adalah WOW ketika melihat keadaan jalanan di Ibu kota.
Sesampainya di pintu gerbang, kakak saya membayar tiket masuk ke dalam yang kalau tidak salah harganya sekitar 150ribu untuk 3 orang (rada lupa). Setela itu kami masuk dan mencari tempat parkir, dan karena sudah lama sekali tak masuk ke ancol, kakak saya tersesat hingga hampir setengah jam lamanya hanya untuk mencari tempat parkir yang pas dan dekat dengan posisi yang kami tuju, yaitu pantai.
Setelah bersusah payah, akhirnya kami sampai di tempat parkir dan saat melihat jam menunjukkan angka 20.30, kami segera bergegas untuk jalan-jalan menikmati suasana malam di Ancol. Dari pengalaman saya di pantai Ancol ini, hmmm banyak hal yang baru saya lihat dan membuat saya cukup takjub dan miris juga. Ada pagelaran musik atraktif dari beberapa anak muda yang membuat kami terpaksa berhenti dan menikmatinya, lalu kami menapaki jalanan setapak yang dibuat sedemikian rupa indahnya di sana, benar-benar romantis kalau jalan malam di pantai itu. Yang membuat saya jengkel adalah ketika kakak saya dan istrinya bermesra-mesraan sedangkan saya ditinggal di belakang seperti seorang pengawal, mereka jahat banget sama adiknya ini, memangnya saya ini obat nyamuk HAH?!. Ditambah lagi pas lagi jalan, eh ada tikus got keluar, asli saya takut banget lihat tikus got yang besarnya hampir sama dengan kucing, tubuhnya kotor bulunya lebat dan ekornya panjang (bulu kuduk berdiri ketakutan dan ngeri).
Dan tempat yang membuat saya menikmati pantai ini adalah jembatan yang berada di atas pantai, dengan beberapa cafe di sekitarnya, lalu para penjual jasa foto dan aksesoris yang menawarkan dagangannya, hmmm malam itu indah banget, andaikan saja saya sama kekasih xixixi. Yang membuat saya miris adalah keadaan air di pantai Ancol, yah maaf karena selama ini saya melihat pantai di daerah lain itu airnya jernih dan bersih, sedangkan di sini kotor dan seakan hitam, saya malah kagum dengan orang-orang yang pada nekad berenang di sana, apa gak gatel-gatel itu yah?
Jam 10 dan angin semakin dingin, akhirnya kami harus pulang dan meninggalkan tempat yang indah ini, hmmm selamat tinggal Ancol, esok lusa mungkin aku akan datang kembali ke tempatmu dan menikmati keindahan yang kau tawarkan.
0 comments:
Post a Comment