Aku adalah seorang pemuda yang berumur 24 tahun, aku berasal dari kota A dan sekarang aku sedang bekerja di kota B. Di umurku ini, belum sekalipun aku merasakan bagaimana indahnya berpacaran dengan seorang wanita yang aku cintai. Satu-satunya wanita yang dulu aku cintai kini sudah bersuami dan punya anak, dan yang membuatku menyesal adalah aku tak pernah sekalipun mengungkapkan perasaanku ini.
Kali ini aku benar-benar sedang dilanda rasa galau dengan yang namanya asmara, mungkin ini yang dirasakan teman-temanku yang biasanya berpacaran. Belum lama ini aku berkenalan dengan seorang gadis di sosmed yang berasal dari kota C, dia adalah wanita yang cantik dan tentu saja aku jatuh cinta kepadanya. Sayangnya dia bekerja di kota D, dan kami hanya bisa berkomunikasi dengan menggunakan HP saja.
Singkat cerita pada saat liburan hari raya, aku nekad menuju ke kotanya untuk menemui gadis pujaanku itu. Perjalanan ke kotanya membutuhkan waktu 3jam lebih menggunakan sepeda motorku yang sudah berumur, namun itu adalah perjuangan yang sangat aku nikmati. Sesampainya di kota tersebut, aku menemui sang gadis dan mulai menanyakan kabar, BUMMMMM aku gemetar, bingung, blank, gak tahu harus bicara apa saat itu. Aku baru pertama kali jalan bareng dengan seorang perempuan yang bukan keluargaku sendiri, rasanya aku tak bisa merasakan tangan dan kakiku yang gemetar dengan sendirinya.
Tak banyak yang kami lewatkan bersama saat itu, kami hanya mampir di salah satu tempat makan, lalu nongkrong di alun-alun, lalu aku berpamitan kepadanya untuk kembali ke kota asalku. Senang, bahagia, di jala pulang aku senyum-senyum sendiri, dalam hati aku berkata "inikah yang namanya jatuh cinta?". Hmm tak terasa aku sudah sampai ke rumah, namun wangi parfumnya masih tercium, bayang wajahnya masih aku ingat, dan senyumnya membuatku tak bisa tidur.
Setelah pertemuan itu aku nekad mengungkapkan perasaanku melalui telephon, namun dia menolaknya karena dia tidak yakin kepadaku. Selang beberapa waktu aku datang lagi ke kotanya, dan saat itu aku langsung nembak dia di alun-alun, awalnya dia agak menolak namun karena aku terus memaksa akhirnya dia menerimaku dan inilah salah satu momen terbesar dalam hidupku, aku memiliki pacar! Kala bersamanya tak aku sia-siakan, aku langsung mengambil beberapa foto bersamanya, kami juga bergandeng tangan menyusuri beberapa sudut kota. Sampai gelap mulai datang, aku mengantarkannya ke rumah, baru kali ini aku berani ke rumahnya. Aku bersalaman dengan orang tuanya, berkenalan, dan rasanya aku menjadi pria yang paling beruntung saat ini, aku mendapatkan seorang gadis yang aku tunggu bertahun-tahun lamanya.
Satu bulan kami menjalani hubungan jarak jauh ini, sejak kami bertemu yang kedua kalinya, dia memutuskan untuk berhenti bekerja dan hidup di rumah bersama orang tuanya, yah aku maklum dan mendukung saja karena dia adalah seorang wanita. Di bulan berikutnya aku datang lagi ke kotanya, kami jalan-jalan dan menikmati kebersamaan lagi, tak lupa beberapa foto kami abadikan di taman, hmmm senang rasanya bersama dia. Namun entah kenapa dia seakan berbeda, tak banyak bicara senyumpun jarang, aku pikir ada yang salah dengannya, tapi ah abaikan saja.
Setelah beberapa jam jalan bersama, aku mengantarnya ke rumah dan berpamitan ke orang tuanya, hmm kali ini orang tuanya tak terlalu ramah kepadaku, tak ada lagi kopi atau teh manis yang mereka tawarkan. Di perjalanan pulang aku terus kepikiran dengannya, apa yang salah hingga aku merasakan sesuatu yang berbeda. Dan itu semua terjawab sesampainya aku di rumah, ternyata dia mengirimkan sebuah pesan yang bertuliskan "maaf, mungkin tadi pertemuan terakhir kita. Hubungan kita berakhir sampai di sini saja yah, maaf...".
Sedih, bingung, gelisah, linglung, ah segala macam perasaan yang ada bergelayut di dalam hati dan otakku, ada apa ini? Bukankah tadi baru saja kami bersama? Kenapa dia tiba-tiba berubah. Yang paling membuatku jengkel adalah karena nomornya sudah tidak aktif lagi, arghhh apa salahku hingga dia tega memutuskanku tanpa alasan yang jelas?
Sempat bingung berhari-hari hingga aku memilih untuk tidak berangkat kerja selama satu minggu, aku datangi beberapa teman dan meminta saran, namun semuanya menyarankanku untuk melupakannya karena dia sudah tidak mencintaiku lagi, kata mereka. Ah aku tidak bisa menerima ini, kenapa? Padahal ini hari ulang tahunku, seharusnya aku mendapatkan kado yang spesial dan menyenangkan, kenapa kado ini begitu pahit? Ya Tuhan rencana apa yang ada dibalik semua ini?
Kamu tahu bagaimana rasanya dimasukkan ke penjara tanpa tahu kesalahan yang kamu perbuat? Seperti itulah yang aku rasakan, aku dimasukkan ke dalam penjara yang dinamakan kegalauan ini tanpa aku tahu persis apa kesalahanku, tanpa ada kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahan yang aku tak tahu. Adilkah ini Tuhan? Aku merasa kecewa, aku sedih, aku sangat-sangat tidak bernnafsu untuk melakukan segala hal.
Cinta pertama yang snagat menyakitkan, aku tak sempat mengungkapkan, dan kini cinta kedua yang lebih menyakitkan lagi, apa benar kata cu pat kai "beginilah cinta deritanya tiada akhir".
0 comments:
Post a Comment