Apakah anda termasuk seorang yang dulunya adalah anak mami? Atau kini anda memiliki anak yang anda manjakan dengan segala kemudahan? Hati-hatilah dengan kelakuan itu, bisa jadi itu adalah sebuah pendidikan yang sangat buruk untuk masa depan anak manja tersebut.
Suatu ketika ada seorang anak lelaki, dia adalah anak tunggal di keluarganya yang sudah lama dinantikan. Karena saking sayangnya, ayah dan ibu si anak selalu memanjakannya dari bayi hingga dewasa, orang tuanya selalu memberikan perlindungan yang berlebihan ketika kenakalan anak lain yang wajar terjadi, mereka terlalu berlebihan sehingga anak ini tak pernah bisa hidup sendiri tanpa orang tuanya. Di kalangan lingkungan tempat tinggalnya, anak ini dijuluki "si manja".
Tahun berganti dan anak manja ini menyelesaikan pendidikan alakadarnya, dia kemudian lulus tanpa memiliki keahlian khusus karena memang tak pernah terlatih sejak kecil akibat perilaku orang tua yang selalu memanjakannya. Bahkan ketika teman-teman sebayanya mulai bekerja, anak ini tetap menganggur di rumah dan menikmati segala fasilitas yang diberikan oleh orang tuanya.
Dalam usia yang masih muda, si manja memutuskan untuk menikah dengan seorang gadis yang dia cintai, dan gadis ini mencintainya karena harta orang tua si manja yang memang terkenal kaya raya. Dalam kehidupan pernikahannya itu, segala kebutuhan keluarga dibebankan kepada ayahnya, sedangkan dia tinggal bersama istrinya menumpang di rumah orang tua, masih tetap tak bekerja karena dia merasa orang tuanya masih cukup dalam menghidupinya.
Namun semua berubah ketiak tiba-tiba kedua ornag tuanya meninggal karena kecelakaan, dan dia harus berjuang sendiri untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dia mulai bingung, mau kerja tidak menemukan yang cocok, mau usaha malu, mau nganggur terus gak ada pemasukan. Dari situ akhirnya dia mulai merasakan bagaimana kerasnya hidup, disaat teman-teman sebayanya sudah bisa mengimbangi kerasnya hidup dari dulu, kini dia malah baru mulai belajar dan memang agak terlambat.
Berkali-kali si manja mengalami kegagalan, di kala bekerja dia selalu tidak betah dan keluar masuk kerja tak pernah menemukan yang benar-benar cocok. Dia juga mencoba membuka usaha, namun selalu gagal tak lebih dari satu bulan, dia tidak bisa bertahan ketika keadaan sulit. Karena kehidupannya yang serba susah itu, harta peninggalan orang tuanya mulai habis dijual untuk kebutuhan keluarganya, dan dia tak pernah lagi merasakan kehidupan yang nyaman seperti dahulu kala ketika dia masih dimanja oleh orang tuanya.
Kini dia benar-benar jatuh miskin, istrinya meninggalkan dia karena tidak tahan dengan kelakuan suaminya yang malas, dia hidup sebatang kara dengan kemiskinan dan tanpa keahlian untuk melawan kerasnya hidup. Penyesalan hanyalah penyesalan, dia sudah menikmati segala kesenangan duni, tapi DULU ketika orang tuanya masih hidup, kini dia baru saja merasakan bagaimana kerasnya hidup yang harus dia hadapi.
0 comments:
Post a Comment