Kisah Kenakalan Para Remaja Kampung, Aku Merindukan Momen Itu Kawan

Siang itu aku berjalan pulang dari sekolahanku, kebetulan aku searah dengan temanku, mame. Di jalan kami saling bercanda dan berbincang tak jelas, sampai akhirnya kami bertemu dengan mamat di tengah jalan, dan pulang beriringan menyusuri jalanan yang belum di aspal.

Aku : Bro ntar main kemana yah enaknya?
Mame : Ah nongkrong di rumah loe aja napa, kan enak bisa nonton TV sambil tiduran
Aku : Yaelah bosen kali bro
Mamat : Mancing aja yuk, ajakin dani sama yanto juga
Aku : Wah ide bagus tuh, sekalian nyari makanan gratis hehehee

Akhirnya setelah sampai di rumah, makan, ganti baju dan istirahat sebentar, aku langsung ngumpul ke tempat nongkrong dimana biasa kami gunakan untuk sekedar sharing. Ternyata banyak juga yang ikut bergabung, aku, mamat, mame, yanto, dani, fadli, dan taufik sudah siap dengan perlatan kami untuk memancing, tak lupa kami membawa pisau dan korek untuk berjaga-jaga kalau dibutuhkan.

Kami segera berangkat ke sungai, tak lupa di jalan kami patungan untuk membeli rokok (karena kalau merokok di rumah pasti dijewer sama nyokap). Hanya 3 batang saja yang kami bawa, yah mungkin bagi kami sangat cukup karena memang kami belum terlalu kecanduan rokok saat itu, dan rokok hanya sebagai bahan untuk gaya-gayaan saja kala itu.

Setelah 20menit berjalan melewati pematang sawah, akhirnya kami sampai di sungai yang sangat jernih, di sekitarnya hanya ladang jagung, dan sawah yang berisi tanaman padi. Kami mulai memancing di sungai kecil itu, sambil mondar-mandir mencari area sungai yang banyak ikannya di sana. Tak lupa kami mulai menyalakan rokok yang kami bawa, nikmat itu kami nikmati bersama-sama menggilir batang rokok dari satu mulut ke mulut lain, sambil sesekali bercanda.

Aku : Nih me giliran loe ngrokok
Mame : Siniin buruan udah kecut nih
Mamat : Si mame gak usah dikasih lah, dia kalau ngerokok pasti jadi basah tuh kena ilernya dia
Mame : Ah sialan lo mat, gak ah ntar gue ati-ati deh
Aku : hahahah udah udah biarin aja mat, kasian tuh si mame pengin ngerokok
Teman-teman lain : hahahahaa iya tuh si mame parah, udah gede belum bisa ngerokok juga...

Kami menikmati momen itu, menikmati saat kecil ketika kenakalan kami yang mencoba merokok, berbagi rokok dan saling bercanda, momen yang takkan pernah terulang lagi, yah hidup penuh dengan perubahan. Selama memancing berjam-jam, kami hanya dapat beberapa ikan kecil saja, jengkel rasanya usaha kami memancing tak mendapatkan hasil. Akhirnya dani mulai kejahilannya, dia mengajak fadli untuk mencuri singkong di ladang yang tak jauh dari tempat kami memancing, hanya butuh beberapa menit saja mereka sudah datang membawa beberapa batang singkong yang besar (maafin kami pak tani). Lalu tak berhenti sampai di situ, yanto memanjat pohon kelapa dan mencuri satu tandan kelapa muda untuk kami minum, dan untuk menghilangkan jejak, kami segera berkemas dan pergi dari tempat itu.

Kami memilih sebuah gubuk kecil di tengah sawah, pemandangannya sangat indah, yang terhampar hanyalah tanaman padi dan ladang jagung di sekitarnya, kami menikmati momen indah ini dengan keceriaan bersama teman-teman, tak ada gengsi, tak ada beban hidup, dan kami semua sama.

Kayu bakar telah terkumpul, ikan hasil pancingan dan singkong hasil mencuri mulai kami bakar, lalu kelapa muda juga kami kupas, setelah siap dan matang, kami mulai menikmati hasil berburu hari ini. Apa yang kami rasakan? Enak, nikmat, bahagia, bangga, dan kami merasa seperti orang yang tak memiliki beban hidup.

Namun tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, memaksa kami untuk menunggu reda, satu jam dua jam tiga jam berlalu, kami masih terjebak di gubuk kecil itu, rasa lapar, ngantuk, dan lelah mulai menghinggapi, kami juga merasakan dingin yang sangat karena atap gubuk bocor dan baju kami basah terkena air hujan. Setelah mengetahui hari semakin gelap, kami memetik daun pisang yang kami gunakan sebagai payung peneduh di jalan, walau tak terlalu berguna paling tidak kepala kami masih bisa terlindungi dengan payung alami itu. Kami berjalan dengan bahagia di bawah derasnya hujan, kami lelah dan lapar serta kedinginan, namun kebahagiaan yang kami rasakan bisa mengalahkan itu semua, i feel hapy when i remember that momet...

Sesampainya di rumah, nyokap memasang tangan di pinggang, mukanya merah dengan mata melotot, aku hanya tertunduk dan ketakutan saat itu,
Nyokap : Anak bandel (sambil jewer kuping), hujan gede gitu kemana aja kamu?
Aku : Ampun mah, aku tadi terjebak hujan di sungai jadi mampir di gubuk
Nyokap : Udah tau lagi musim ujan, malah main terus, udah sana mandi terus makan, ntar langsung istirahat jangan main lagi, dasar bandel
Aku : (langsung kabur ke kamar mandi)

Setelah itu aku menjalani kehidupan normal di rumah lagi, nyokap sepertinya sudah lupa, dia udah gak marah lagi dan kini kami duduk bersama nonton tv, ditemani mame yang datang ikut nimbrung, yah mame memang gak punya tv di rumahnya.

Kenakalan remaja yang aku rindukan, selalu....
Dimana kalian teman-teman? Apa kalian ingat momen ini? Apa kalian masih ingat aku?
Aku ingin bertemu dan mengulang masa indah kita, masa nakal kita, kapan?
Aku masih berharap....

Updated at: 12:26 AM

0 comments:

Post a Comment