Kisah Guru Sombong yang Dipermalukan Muridnya

Suatu hari di sebuah ruangan kelas di salah satu SMA, sedang terjadi kegiatan belajar mengajar. Kala itu yang mengajar adalah seorang guru muda yang berpenampilan sok keren, gaya bicaranya sangat kolot dan merasa benar sendiri, guru ini adalah salah satu guru killer yang dibenci oleh murid-muridnya.

Saat tengah mengajar, tiba-tiba para siswa membuat gaduh dengan canda tawa mereka sendiri, hal tersebut membuat guru ini marah dan dongkol karena merasa tidak diperhatikan, kemudian sang guru marah-marah kepada para siswanya itu,

Guru : hey!!! Kalian susah banget sih diatur, saya sedang menerangkan pelajaran malah pada ribut sendiri, mau jadi apa kalian nanti kalau begini terus? Pengin gak lulus apa kalian?!

Siswa : ... (terdiam takut)

Guru : Lihat bapak ini, saya sekarang bisa jadi guru, punya profesi yang mulia, gaji saya besar, orang-orang memuji saya, kalian harusnya mencontoh saya, apa kalian mau menjadi tukang becak?

Siswa : Enggak pak...

Guru : ya makanya, sekolah yang bener, jangan malah pada ribut di kelas. Kalau ribut terus, nanti saya doakan kalian jadi tukang becak beneran baru tau rasa loh.

Siswa : ... terdiam kembali.

Kegiatan belajar itu kemudian dilanjutkan kembali, sang guru mulai menerangkan kembali pelajaran yang ada. Baru beberapa menit saja, salah satu siswa membuat ribut lagi, dia bercanda di dalam kelasnya dan hal itu membuat sang guru marah besar.

Guru : Heh kamu yang bikin ribut, sini maju ke depan (menunjuk salah satu siswa)

Siswa yang ditunjuk : Saya pak? (sambil lihat kanan-kiri)

guru : iya !!! siapa lagi emangnya?

Siswa yang ditunjuk : (berjalan ke depan kelas)

Guru : Kamu tek doakan jadi tukang becak aja yah, udah dibilangin suruh tenang malah ribut aja di kelas

Siswa lain : hahahahah (tertawa)

Siswa yang ditunjuk : .... (diam dan malu)

guru : Nih anak-anak, kalian liat ini teman kalian mau jadi tukang becak yah. Kalian tau berapa pendapatan tukang becak? Palingan sehari dapet 50ribu, bayangkan coba! Mau dikasih makan apa anak dan istrinya, hidupnya susah, pekerjaannya gak dihormati. Gak kayak saya ini, seorang guru, pahlawan tanpa tanda jasa, gajinya besar, pekerjaannya mulia.

Siswa lain : ... (mendengarkan serius)

Guru : Udah sana kamu duduk aja, sekali lagi kamu bikin ribut nanti saya suruh keluar kelas aja.

Siswa yang ditunjuk : .... (diam berdiri di depan kelas)

Guru : ayok sana ke belakang!

Siswa yang ditunjuk : (memandang guru dengan serius) ....

Guru : Kenapa lagi?

Siswa yang ditunjuk : pak, bapak tau gak kalau ayah saya itu pekerjaannya tukang becak?

Guru : ... (terdiam malu dan bingung)

Siswa : memang pak, tukang becak gak dihormati, pendapatannya kecil, kerjanya susah, tapi emang bapak tau kenapa ayah saya jadi tukang becak? Demi saya pak! Biar saya bisa sekolah, biar saya bisa sukses gak kayak ayah saya yang tukang becak. Ayah saya jadi tukang becak juga terpaksa, memangnya salah pak? Apa bapak tau bagaimana nasib orang lain yang tidak seberuntung bapak? Apa bapak tau bagaimana susahnya cari kerja, cari duit? Bapak bisa seenaknya menjelek-jelekkan tukang becak, apa bapak pernah menjadi tukang becak?

Guru dan siswa lain : (terdiam)

Siswa yang ditunjuk : Sekali lagi bapak menghina profesi ayah saya, jangan salahkan saya kalau saya kehilangan kendali memukul wajah bapak, saya gak terima ayah saya dihina hanya karena profesinya. Saya gak peduli kalau saya dikeluarkan dari sekolah ini, kami keluarga tukang becak juga punya harga diri pak!

Guru : ya maaf saya gak tau bapak kamu tukang becak (sambil malu dan bingung)

Siswa yang ditunjuk : Inget loh pak! Sekali lagi bapak sombong dan menghina orang lain yang nasibnya gak sebaik bapak, jangan salahkan jika terjadi apa-apa sama bapak. (ancam sang siswa)

Guru : iya saya khilaf, saya minta maaf, udah sana kamu duduk lagi. Kamu belajar yang rajin yah, biar bisa sukses.

Siswa yang ditunjuk : (berjalan ke kursinya)

Siswa lain : (terdiam)

Kegiatan belajar mengajar kembali diteruskan, namun dengan suasana yang sangat canggung, sang guru tidak lagi semangat untuk mengajar, para siswa yang lain terdiam dan sesekali memandang temannya tadi, mereka sangat salut dengan temannya yang berani marah-marah dengan gurunya yang sombong itu.

Terkadang dalam hidup ini, banyak hal yang membuat kita lupa bersyukur, banyak hal yang membuat kita sombong, padahal kalau kita sadari bahwa semua itu hanyalah titipan Tuhan, maka kita yang hidupnya enak akan merasa malu dan semakin rendah hati.

Updated at: 8:03 PM

0 comments:

Post a Comment