Kisah Perjalanan Wisata Menuju Pancuran (7) Pitu, Baturaden

Sabtu pagi, ketika mata terbuka dengan malasnya, tubuh terasa pegal-pegal hampir di seluruh bagiannya, rasa malas dan godaan selimut, kasur, bantal yang mengajak untuk tetap di dalam kamar, namun semua itu buyar ketika emak datang marah-marah "bangunnnn! Udah siang, tidur mulu. Mau jadi apa kamu, yang lain udah pada aktivitas kamu malah masih molor". Seketika saya bangun dan berlari ke kamar mandi, cuci muka, gosok gigi, dan seperti pagi yang lain, saya selalu menyeduh kopi hitam kesayangan saya, yah itu adalah aktivitas seorang pemuda malas yang seharusnya jangan kalian contoh.

Setelah upacara minum kopi, lalu mandi dan sarapan pagi, saya pamit kepada orang rumah, pamitnya mau menuju ke tempat kerja yang jaraknya tak terlalu jauh dari rumah. Entah kenapa di sepanjang perjalanan, tubuh saya semakin pegal, mulai dari leher, punggung, tangan, dan kaki rasanya kaku dan nyeri. Iseng saya mengirimkan sms kepada salah satu teman saya "bro di mana? Libur gak? Berendam di air panas aja yuk!", sms saya kirimkan. Setelah saya lanjutkan perjalanan menuju tempat kerja, hp saya bergetar, yah ternyata teman saya membalas sms saya, "libur nih, mau di mana? Pagi amat si, gak ntar siang aja apa?", lalu secepat kilat saya langsung menelponnya dan menjelaskan bahwa tubuh saya sedang pegal-pegal, saya mengajaknya saat itu juga untuk ke pemandian air panas, akhirnya dengan terpaksa dia mengiyakan ajakan saya tersebut.

Jam 9 pagi, saya akhirnya memutuskan untuk bolos kerja, saya berangkat dengan teman saya menuju pemandian air panas, menggunakan sepeda motor saya berboncengan (layaknya sepasang kekasih, eh gak dink! kami cowok semua, emang homo). Tempat yang kami tuju adalah lokalisasi lokawisata Baturaden yang terletak di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Perjalanan menuju ke sana lumayan lama, karena medan yang menanjak, berliku dan membuat kami kesasar (maklum gak tau jalan), saya akui jalanan menuju ke sana sudah bagus, jalannya rata dan aspalnya halus, perjalanan semakin nyaman dengan pemandangan alam yang masih asri.

Selang beberapa jam, akhirnya kami sampai di pintu gerbang menuju ke pancuran 7, yah kami memang sengaja tidak mampir ke lokawisata utama karena kami memang ingin menuju ke pancuran 7. Setelah membayar karcis yang lumayan mahal (bagi kami yang saat itu sedang bokek), akhirnya kami melanjutkan perjalanan menyusuri hutan lindung yang ditumbuhi pohon-pohon tinggi. Sepanjang perjalanan itu rasanya adem, mata saya terbuka lebar melihat pemandangan yang indah, tumbuhan dan suara burung yang membuat nyaman perjalanan saya. Setelah 30 menit kami terhipnotis dengan pemandangan di sepanjang perjalanan, akhirnya kami sampai di parkiran pancuran pitu. Tukang parkir berpakaian preman segera mendekat, langsung meminta uang parkir aja. Setelah memeriksa tiket masuk, akhirnya kami segera masuk ke lokawisata pancuran 7, menuruni tangga yang lumayan licin, jaraknya pun lumayan jauh, 10 menit dari tempat parkir. Dan akhirnya sampai juga di tempat tujuan dengan selamat, sehat wal afiat.

Sesampainya di sana, saya dempat ditawari untuk pijat oleh para tukang pijat, namun kami menolak karena memang gak bawa banyak duit buat bayar mereka. Suasana di sana lumayan sepi, maklum lah masih pagi dan memang saat itu bukan hari libur. Langsung saya menuju tempat berendam, tempatnya seperti kamar mandi untuk masing-masing satu orang, yang terlihat kotor dengan belerang yang menempel di dindingnya, ada tempat untuk air dingin, dan ada tempat berendam yang mirip kamar mandinya orang kaya itu lah, ada 2 kran, yang pertama adalah kran air panas berbau belerang dan yang satu air dingin kayak air yang udah di masukin ke dalam kulkas 3 hari. Setelah mengisi air secukupnya, akhirnya saya melepaskan baju saya, segera terjun masuk ke dalam perendaman. Air panas yang menempel kulit, langsung membuat saya merasakan suasana yang sangat damai, pikiran saya yang sumpek dengan segala macam masalah akhirnya hilang, tubuh yang sedari bangun pegal-pegal cukup terobati dengan panasnya air belerang, sungguh saya terbawa suasana di sana, damai dan nyaman.

Setelah hampir setengah jam, teman saya mengetuk pintu, mengajak saya untuk keluar dan segera pulang, saya yang masih nyaman di sana menolaknya, yah saat itu saya benar-benar tenang, seperti tak memiliki masalah sama sekali di sana. Dan setelah melihat jam, saya segera mandi dengan air bersih agar bau belerang hilang dari tubuh saya, saat itu jam menunjukkan pukul 2 siang, saya segera bergegas keluar. Setelah membayar sejumlah uang, kalau tidak salah 10 ribu, akhirnya kami segera pulang. Hari itu saya membolos kerja, gak dapat duit, tapi saya senang karena pikiran yang keruh, tubuh yang pegal-pegal, dan suasana yang membosankan sedikit terobati dengan indahnya alam Baturaden, nyamannya air panas di pancuran 7, dan suara burung yang membuat telinga saya nyaman.

Oh iya, sebagai tambahan, katanya ada mitos di Baturaden, kalau kita datang bersama pacar, nantinya kita akan putus dengannya, namun jika kita bertemu seseorang dan akhirnya berpacaran, maka nantinya dia adalah jodoh kita, yah itu hanya mitos, mau percaya atau tidak itu terserah kita. Buat anda yang merasa jenuh dengan kehidupan anda saat ini, Baturaden adalah salah satu tempat tujuan yang recomended banget lah.

Updated at: 7:16 PM

0 comments:

Post a Comment