Kisah ini adalah kisah nyata yang ada di desa saya, ketika saya mendengar kisah beliau, saya teringat dengan kisah nabi Nuh as yang dahulu membuat kapal guna menyelamatkan kaumnya, yah kisahnya hampir sama seperti itu ketika dalam proses perjuangannya.
Desa saya adalah desa yang terletak di lereng gunung, namun karena jauh dari sungai maka air susah didapatkan kala itu, tentu saja dulu belum ada PAM yang masuk ke desa, sehingga ketika warga desa ingin mandi atau membutuhkan air, maka mereka harus berbondong-bondong menuju ke sumber air terdekat yang jaraknya berkisar 10km dengan jalur terjal yang hanya bisa di akses dengan berjalan kaki, kalau anda sering melihat tayangan di TV dari daerah-daerah yang susah air dan mereka mencari air ke sumber air yang cukup jauh dengan memikul ember, maka keadaan desa saya seperti itu dahulunya.
Seorang pria yang melihat keadaan seperti itu kemudian tergerak hatinya, dia bermaksud untuk mendatangkan air ke desa, dia berinisiatif dengan menggunakan dana sendiri dan kemauan sendiri, itu dilakukan karena dia ingin membuat desanya lebih baik. Hal pertama yang dilakukan pria itu adalah mengajak warga desa untuk mencari sumber air yang tinggi guna bisa disalurkan ke desa, namun tanggapan warga desa sangat menyebalkan, mereka bukannya membantu malah mencaci maki pria itu dan mengatakan bahwa pria itu hanyalah seorang pemimpi, mereka berfikir dengan jarak sumber air yang sangat jauh maka air tidak akan mengalir ke desa, belum lagi dengan sarana dan prasarana untuk mengalirkan air tersebut, mereka dulu adalah orang yang pesimis dan menyerah dengan keadaaan. Namun hal tersebut tidak membuat pria tadi mundur, tekadnya untuk membantu warga desa tetap diteruskan walau tidak mendapat dukungan.
Setelah lama mencari sumber air yang lebih tinggi dari lokasi desanya, kemudian dia mulai berfikir bagaimana caranya untuk mengalirkan air tersebut hingga bisa masuk ke desa, kala itu belum ada peralatan seperti pipa yang saat ini mudah ditemukan, dia hanya menggunakan bambu yang dilubangi ruasnya guna mengganti pipa untuk mengalirkan air. Setelah beberapa lama berjuang, akhirnya pekerjaannya selesai juga, pipa yang terbuat dari bambu sudah terpasang dari sumber air ke desa, namun masalahnya air belum juga mengalir. Hal itu membuat warga desa terus mencibirnya, mereka menjelek-jelekkan pria itu karena dianggap melakukan pekerjaan yang sia-sia saja. Hinaan dan cacian tidak membuatnya mundur, dia terus berusaha keras agar air mengalir, dia membenahi saluran air yang rusak, merubah pipa yang bocor dan membuat saluran yang lebih baik, hingga akhirnya setelah lama berjuang sendiri tanpa bantuan warga desa, akhirnya air itu mengalir ke desa dengan lancar, hal itu membuat warga desa bersorak gembira, mereka menyambut air itu seakan hujan yang turun di sepanjang musim kemarau, mereka menganggap pria penyalur air tadi sebagai pahlawan desa, setelah sebelumnya menghina dan mencacinya.
Perjuangan hidup terkadang sangat sulit, sebuah inovasi tidak selalu mendapatkan tanggapan yang positif, terkadang orang lain menganggap ide-ide brilian adalah sebuah mimpi yang tidak mungkin terwujud, dan jangan menyerah ketika kita hanya diolok-olok oleh orang lain, karena tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti orang yang mengolok-olok kita berbalik dan menyanjung kita bak pahlawan untuknya.
0 comments:
Post a Comment