Kisah Habib Munzir Al Musawa (Sukses itu...)

Kali ini saya akan menuliskan kisah hidup dari idola saya, seorang da'i dan seorang yang mengajak kita untuk mencintai Allah Swt dan Rasulullah SAW dengan kelembutan hatinya. Yah, beliau adalah habib Munzir Al Musawa, pemimpin majelis Rasulullah yang berada di Jakarta namun dikenal seluruh nusantara bahkan ke pedalaman Papua sekalipun.

Munzir bin Fuad bin Abdurrahman Almusawa, dilahirkan di Cipanas Cianjur Jawa barat, pada hari jum’at 23 februari 1973, bertepatan 19 Muharram 1393 H adalah seorang anak dari ayah bernama Fuad Abdurrahman Almusawa. Habib Munzir sejak kecil adalah anak yang dimanja oleh orang tuanya, sehingga terkadang melakukan sedikit kenakalan, namun saat yang paling membuat orang tuanya kecewa adalah ketika dia putus sekolah dan menjadi pengangguran.

Sejak kecil Habib Munzir memang hidup di lingkungan majelis dan belajar berbagai ilmu agama Islam kepada beberapa gurunya, dia juga rajin bersholawat, dan ibadah lainnya. Sejak ayahnya pensiun, mereka membangun losmen di depan rumahnya dan menyewakannya kepada para tamu, dan Habib Munzir adalah orang yang bertugas untuk berjaga di sana, karena siang hari puasa nabi Daud AS dan malamnya jarang tidur karena harus menjaga dan melayani tamu, maka habib Munzir akhirnya terkena penyakit asma. Namun dalam keadaan sakit itu, dia masih tetap menuntut ilmu ke Jakarta selatan, di tempat Al Arif Billah Alhabib Umar bin Hud alattas, dengan ongkos sendiri setiap minggu dia berangkat mengikuti majelisnya. Ada cerita menyedihkan saat menuntut ilmu di sana, karena saat hujan turun dia datang dengan keadaan basah kuyup dan sering di usir oleh penjaga rumah karena pakaiannya yang basah mengotori karpet rumah yang mahal harganya, pernah juga saat berziarah ke sebuah makam beliau sengaja tidak makan hanya untuk membeli peci (karena menurut beliau, tidak sopan datang ke masjid atau makam tanpa penutup kepala), Habib Munzir juga sering di sama-samakan dengan saudara-saudaranya yang sudah sukses sehingga membuatnya malu dan minder.

Pada sekitar tahun 1994, habib Munzir muda berangkat ke Hadramaut Yaman untuk belajar agama di sana karena entah kenapa saat itu Guru Mulia Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidh memilihnya untuk ikut ke Yaman guna belajar agama, dengan berbekal izin dari guru dan orang tua beliau berangkat, padahal saat itu beliau merasa belum siap sama sekali karena belum menguasai bahasa arab dengan baik. Di Yaman Habib Munzir muda belajar dengan keadaan yang seadanya karena saat itu ada perang saudara dan habib Munzir memang hidup dengan miskin di sana, untuk mencuci baju saja beliau harus menggunakan air bekas cucian teman-temannya karena saat itu beliau tidak memiliki uang untuk membeli sabun. Suatu ketika beliau dilirik oleh habib Umar dan berkata "kau yang bernama Munzir (Pemberi peringatan), kau akan menjadi pemberi peringatan kepada jamaahmu kelak". Kaget beliau mendengarnya karena keadaanya saat itu sungguh menyakitkan dengan kehidupan ekonomi yang sulit. Saat di Yaman ayah Habib Munzir menelponnya dan menanyakan kepulangan beliau, namun setelah 3 hari Ayahnya meninggal dunia.

Tahun 1998 Habib Munzir kembali ke Indonesia untuk memulai dakwah dengan ilmu yang sudah dipelajarinya di Yaman. Tak seperti ustad yang berdakwah di masjid atau TV, habib Munzir memulai dakwah dari rumah ke rumah mengunjungi mereka satu per satu, diantara para jamaah awal, mereka berumur lebih tua dan awam dengan ilmu agama, jadi mereka terkadang agak sembrono (guru yang menunggu muridnya siap, sebelum ngaji pada ngopi dan ngrokok dulu, jadi kayak pada gak butuh gitu), namun dengan kesabaran lama kelamaan jamaah majelisnya mulai banyak dan terus bertambah banyak, dan akhirnya diresmikan dengan nama Majelis Rasulullah SAW. Hingga kini MR sudah dikenal di seluruh Nusantara, bahkan terkenal hingga ke luar negri juga loh.

Satu yang saya sangat salut dengan habib Munzir adalah, beliau orang yang sangat takut memiliki harta (hari gini masih ada orang seperti itu), dia tidak punya rumah dan lebih memilih untuk menyewa guna meneduhi anak istrinya. Beliau adalah orang yang mengajak ke kebaikan dengan cara yang sangat lembut tanpa menyalahkan para pendosa, namun malah mengajaknya dengan kebaikan, saya pertama kali mendengar ceramahnya memang agak aneh karena suaranya yang mendengung, namun setelah saya dengarkan rekaman ceramahnya saya semakin mencintai beliau, karena dengan ceramah beliau saya juga semakin mencintai Allah Swt dan Rasul-Nya. Namun sayang kini beliau sudah dipanggil oleh Allah Swt, dan saya belum pernah hadir dalam majelisnya, dan saya masih berharap bisa hadir dalam majelisnya atau mungkin bermimpi untuk bertemu dengan beliau, habib Munzir Al Musawa, You da real MVP for me...

Sukses itu ternyata bukan berapa banyak harta yang kau punya, bukan berapa banyak kesenangan yang kau punya, bukan berapa banyak pujian yang kau dapat, namun sukses adalah seberapa banyak kau bermanfaat bagi Allah Swt, Rasulullah Muhammad SAW, dan para penyambung ajaran kebaikannya...

Updated at: 9:57 PM

1 comments:

  1. Saya juga pengagum beliau... semoga saya bisa bertemu beliau di surga nanti bisa bertemu Rosul juga... karena mereka penuh kasih dan sayang 😊

    ReplyDelete