Orang-orang kebanyakan ditolak cintanya karena miskin, itu adalah hal yang memang sudah sering terjadi sejak jaman dahulu kala dimana harta menjadi salah satu tolak ukur kadar cinta seseorang. Namun bagaimana ceritanya jika cinta ditolak karena terlalu kaya?
Suatu ketika ada seorang pemuda bernama Nafi, dia adalah anak juragan tanah di desa dan di usia yang masih terbilang muda, Nafi sudah menjadi pemuda yang sukses dengan berbagai bisnis yang dia jalankan. Saat ini Nafi bahkan sudah punya rumah tingkat 2 sendiri, rumah ini hendaknya akan dia gunakan sebagai hunian bersama keluarga barunya kelak.
Nafi adalah pemuda yang tampan dan kaya raya, perangainya juga terbilang baik di kampungnya sehingga menjadi salah satu idola di kampung tersebut. Sayangnya di usia yang sudah menginjak kepala 4, Nafi belum juga menikah, padahal sudah banyak wanita yang mengantri untuk dinikah oleh dirinya.
Tujuan Nafi mencari istri adalah untuk mendapatkan wanita yang memandang Nafi bukan dari segi kekayaannya saja, namun dia mencari sosok wanita yang mau diajak hidup sederhana dan apa adanya. Beberapa kali dia berkenalan dengan gadis cantik di desanya, namun tak ada yang sesuai dengan keinginannya.
Hingga tibalah Nafi berkenalan dengan sosok gadis bernama Maemaunah, seorang gadis anak petani yang hidup pas-pasan. Meski begitu, Maemunah punya sikap yang baik dan membuat Nafi jatuh hati padanya.
Pada awalnya Nafi bisa mendekati Maemunah dengan cukup mudah karena orang tua dan Maemunah sendiri menerima Nafi. Beberapa kali mereka jalan berdua dan merasa saling ada kecocokan, sepertinya ini akan mudah untuk keduanya menjalin tali asmara.
Namun sayangnya tak ada yang mudah dalam hidup ini, Maemunah yang dekat dengan Nafi mendapat banyak pertentangan dari saingannya. Beberapa gadis di kampung itu bahkan mengatai Maemunah sebagai wanita gila harta karena dekat dengan Nafi yang kaya raya, bahkan ada yang memfitnah jika Maemunah memakai jampi-jampi untuk menggaet Nafi.
Gunjingan tetangga silih berganti setiap hari membuat Maemunah dan keluarganya terganggu, mereka bahkan dijauhi tetangga hanya karena fitnah yang bertebaran di lingkungannya. Karena sudah tidak tahan, akhirnya Maemunah menyerah dan memutuskan untuk tidak bersama Nafi lagi demi menjaga ketentraman hidupnya dan keluarganya.
Padahal pada waktu itu Nafi sudah berniat untuk menikahi Maemunah, namun karena gunjingan dan fitnah dari tetangga yang tidak suka dengan huubungan mereka membuat Maemunah mengalah dan memutuskan untuk tidak lagi bersama Nafi. Keduanya kecewa dengan keadaan ini namun mereka mau tidak mau harus menerima keadaan yang menyempitkan itu.
Bukan hanya kaum miskin saja yang mengalami masalah dalam penolakan cintanya, toh nyatanya orang kaya juga terkadang mengalami masalah seperti itu. Hidup adalah cobaan, siapa saja akan diberikan cobaan sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
0 comments:
Post a Comment