Aku adalah seorang gadis yang menjadi salah satu bunga desa di kampungku, banyak cowok yang mengejarku dan menyatakan cintanya secara terang-terangan, bahkan ada yang menjadi pengagum rahasiaku. Namun salah satu cowok yang beruntung adalah Reza, dia adalah tetangga desaku yang katanya belum lama pindah ke situ dan dia adalah cowok ideal banget hmm, wajahnya tampan, anak orang kaya, sekolah di salah satu SMA favorit, dan ah dia idaman cewek banget lah.
Suatu ketika dia PDKT kepadaku, dan singkatnya dia nembak aku dan kami jadian deh. Pacaran kami cukup menyenangkan, dengan kencan bareng, menghabiskan malam minggu bersama, nonton, liburan, dan terkadang kami joging bareng. Jarang terjadi pertengkaran diantara kami, dan dia juga sempat menyatakan bahwa dia ingin menikahiku kelak, yah aku sangat senang mendengar ucapannya itu.
Namun dibalik kebahagiaanku, masih ada satu hal yang mengganjal dalam diriku, dia tak pernah mau ngapel ke rumahku, alasannya klasik banget, karena dia takut dengan oran tuaku yang memang terkenal galak dan over protectif dengan semua teman cowokku.
Malam minggu, tanggal 14 Februari, tepat dengan momen valentine yang katanya hari kasih sayang, entah kenapa aku memiliki keinginan aneh pada waktu itu. Aku memaksa pacarku itu untuk ngapel ke rumahku, dan aku mengancam akan memutuskannya kalau dia tak mau memenuhi permintaanku itu.
Dengan berat hati, dia beranikan diri untuk datang ke rumahku untuk ngapel, aku sangat bahagia pada waktu itu, hmm ku pikir itu adalah malam paling bahagia yang akan aku alami karena ini adalah apel pertama pacarku.
Jam 7 malam pacarku sudah datang, dia menelponku dari luar rumah memberitahukan bahwa dia sudah sampai. Aku segera keluar dan memaksanya masuk, walau dia terpaksa tapi akhirnya dia mau juga masuk ke dalam rumah.
Ayah dan ibuku tahu ada tamu yang datang, langsung saja mereka menyuruhku untuk membuat minuman, hmm aku sudah tahu maksud mereka, pasti mau interogasi dan menanyakan hal-hal yang merupakan pertanyaan menakutkan bagi teman-teman lelakiku yang pernah datang ke rumah.
Setelah selesai membuat minuman, aku membawanya ke ruang tamu, tapi suasana seakan berbeda dengan apa yang aku perkirakan, ternyata ayah dan ibu sangat welcome, mereka tersenyum dan seakan ramah dengan Reza, namun berbeda dengan Reza yang wajahnya sangat murung, ada apa yah?
Saat itu kami ngobrol bareng di ruang tamu, aku ikut senang karena orang tuaku menerima pacarku dengan baik, ini pertama kalinya ada cowok yang disambut dengan sangat ramah kala ngapel ke rumahku. Namun entah kenapa, muka Reza tetap murung dan lebih banyak diam, hmm sepertinya dia punya masalah yang sedang dipendam.
Sekitar jam 9 malam, Reza pamit dan aku mengantarkan ke depan rumah, tanpa menyalamiku terlebih dahulu dia langsug pulang dengan cepat, menyebalkan. Aku langsung saja mengirimkan sms kepadanya,
Aku : eh maksud kamu apa sih? pulang langsung kabur aja gak pamit sama aku? kamu marah sama aku atau kamu kena omel orang tuaku? kalau kamu gak suka denganku bilang aja, gak usah sewot gitu!
Tak berselang lama dia membalas sms itu,
Resa : Apaan sih? Udahlah, kita udah sama-sama tahu masalahnya. Mungkin aku emang sayang banget sama kamu, tapi hubungan cinta kita memang harus sampai di sini, makasih buat kasih sayang kamu selama ini dan aku minta maaf banget atas ketidak tahuanku.
Aku benar-benar kaget membaca sms balasan darinya, salah apa aku sampai dia tega memutuskanku? Apa karena aku memaksanya untuk ngapel atau karena orang tuaku? Aku segera ke ruang keluarga, di sana aku lihat ayah dan ibu sedang nonton tv, langsung saja aku bertanya dengan muka serius,
Aku : mah, pah tadi ngomong apa sama reza sih? Kok dia marah sama aku?
Mamah : Loh ngomong apa sih? Marah gimana sih?
Papah : kita gak ngomong apa-apa ya mah? Kita malah seneng banget didatengi sama ponakan, dia kan anaknya pak Bambang, saudaranya papah yang baru pindah dari Lampung beberapa waktu yang lalu.
Aku : Hah?
Mamah : Iya nak, dia itu sepupu kamu tau. Untung aja dia bilang kalau anaknya pak bambang, kalau bukan saudara kita udah kita usir yah pah.
Papah : Iya lah mah, kalau ada cowok mau ngapel ya papah usir, kamu gak boleh pacaran dulu pokoknya!
Aku segera aja lari ke kamar, aku tanya lagi sama reza tentang apa yang dikatakan orang tuaku, dan dia mengiyakan kebenarannya. Aku menangis mendengar penjelasannya, sakit hatiku ini, aku sudah jatuh cinta dengan reza tapi ternyata dia masih saudaraku.
Selang beberapa hari dengan musyawarah kami berdua, akhirnya kami memutuskan untuk berpisah dan merahasiakan hubungan kami yang dulu, tentu saja kami akan sangat malu kalau ketahuan keluarga besar bahwa kami pernah pacaran. Sejak saat itu, kalau ada cowok yang aku suka pasti aku langsung memeriksa silsilah keluarganya, jangan sampai kejadian lagi yang seperti ini, sakit + malu banget!
0 comments:
Post a Comment