Menyedihkan Ketika Orang Tua Membandingkan Kita Dengan Teman yang Sudah Sukses

Malam itu aku sedang menonton tv, di belakangku ayah dan ibu duduk di sofa, tak ada perbincangan di antara kami karena mata kami sibuk memandangi tayangan tv. Lalu tiba-tiba ibu membuka pembicaraan, dia menceritakan tentang Andi, tetanggaku yang kini sudah sukses menjadi salah satu manajer di perusahaan besar di kota. Ayahku masih diam dan tak banyak menjawabnya, aku pura-pura tak mendengarnya karena aku sudah paham tujuan ucapan ibuku.

Yah, aku sadar saat ini aku hanyalah seorang pengangguran yang tak memiliki keahlian khusus, nilai di ijazahku tak bisa dibanggakan, dan aku seakan hanya menjadi beban untuk orang tuaku. Aku menyadari akan hal ini, aku mengalaminya sudah hampir 3 tahun sejak lulus SMA, entahlah! Sudah berkali-kali daftar kerja namun tak ada yang menerima, usaha juga bingung mau mulai dari mana, sejak kecil aku tak pernah diajari mengenai dunia usaha.

Ibuku masih saja bersemangat membicarakan Andi, lalu dia meneruskan dengan ceritanya tentang Bobi, Anto, Wiwit, dan hampir semua teman-temanku yang sudah sukses. Hal ini membuatku agak jengkel, aku disindir oleh ibuku sendiri, orang yang seharusnya memberikan dukungan untuk anaknya ini. Ah aku segera bangkit dan hendak ke kamar tidur, aku sudah sangat muak dengan perbincangan ini.

Baru 3 langkah dari tempat dudukku, ayahku memanggilku, hmm aku tahu dia akan memberikanku nasehat, itu sudah pasti. Benar saja, aku disuruh duduk di depan mereka, kemudian ayahku mulai menasehatiku dengan serius,

Ayah : Nak, ayah masih mampu untuk membiayaimu, ayah masih mampu memberikanmu uang jajan tiap hari, ayah masih mampu menjaminmu tidak kelaparan di rumah. Namun kamu laki-laki nak, kamu punya tanggung jawab besar nantinya di dalam rumah tanggamu sendiri, ayah tidak suka melihatmu saat ini yang menganggur dan tak punya kerjaan. Bukan ayah mengusirmu atau terbebani, namun ayah dan ibu juga ingin melihat anaknya sukses. Kamu pasti paham apa yang ibumu katakan sedari tadi bukan?
Aku : Iya ayah, aku tahu maksud ibu membanding-bandingkan aku dengan teman-teman yang sudah sukses.
Ibu : Nak, ibu bukannya tidak menyayangimu atau menjatuhkanmu dengan ucapan ibu. Tapi itu adalah tanda cinta ibu kepadamu, ibu ingin membuatmu bergerak. Ayah dan ibu juga ingin kamu sukses, menjadi kebanggaan keluarga.
Aku : Iya bu, aku tahu dan aku tidak apa-apa kok.
Ayah : Ini ada uang 100 ribu, besok coba daftar kerja di perusahaan yang baru dibangun itu, jangan lupa berdo'a semoga itu rejekimu.
Aku : terimakasih yah, aku ke kamar dulu.

Aku masuk kamar dan ku kunci pintu dengan rapat, lampu ku matikan dan sengaja aku nyalakan musik dengan cukup keras. Aku menangis di tempat tidurku, aku sedih dengan keadaan ini, aku merasa sudah mengecewakan orang tuaku, aku seakan hanya menjadi beban untuk mereka berdua, Ya Tuhan apa salahku kenapa hidupku susah seperti ini?!

Aku yakin kalian pernah mengalami keadaan seperti yang aku alami ini, hampir semua orang tua pasti akan membandingkan apa yang anaknya punya dengan apa yang teman sebayanya miliki. Namun sebagian orang tak mengerti maksud dari ucapan orang tua yang memang terkadang menyakitkan itu, nyatanya ada sebuah pesan cinta yang ingin mereka sampaikan kepada kita anak-anak yang dicintainya.

Kalau kalian sedang mengalami hal menyedihkan seperti ini, ada baiknya kalian segera bergerak dan mencari apa yang kalian cita-citakan. Pekerjaan, kekayaan, nilai yang bagus, prestasi, atau apapun yang kalian harapkan, segeralah perjuangkan dan dapatkan.

Updated at: 2:34 AM

0 comments:

Post a Comment