Kisah Menyedihkan Orang Miskin yang Berobat Ke Rumah Sakit

Ini adalah sebuah kisah rekayasa yang saya ambil dari beberapa sumber, semoga saja tidak ada kisah nyata seperti yang saya tuliskan ini, karena saya (masih) yakin bahwa para dokter, perawat, dan pegawai di rumah sakit adalah orang-orang baik yang bekerja untuk melayani masyarakat, mereka bukanlah orang yang hanya bekerja untuk uang saja seperti kata orang-orang di luar sana :)

Suatu ketika ada seorang pria miskin yang sedang sakit keras, istrinya ketakutan melihat kondisi suaminya yang sudah sangat parah. Entahlah itu penyakit apa, namun mungkin itu adalah penyakit yang cukup kronis, sayangnya keadaan ekonomi mereka membuat penyakit ini dibiarkan saja dan mereka yang miskin hanya berharap kepada Tuhan yang Maha Menyembuhkan agar mencabut penyakitnya itu, namun sayang Tuhan memiliki kehendak yang lain.

Sang istri menyewa tukang ojek yang ada di sekitar rumahnya untuk membawa suaminya berobat ke puskesmas, satu motor bertiga. Jangan tanyakan kenapa tidak menyewa mobil, karena mereka tidak memiliki uang untuk membayarnya, mereka juga tidak memiliki saudara yang kaya dan siap membantu mereka. Setelah masuk puskesmas, mereka harus rela antri menunggu gilirannya dipanggil walau sakit yang dirasa semakin parah, dalam hati mereka berkata "orang miskin harus sabar, orang miskin harus banyak bersyukur".

Akhirnya setelah 2 jam menunggu antrian, tibalah giliran mereka, namun sayang ternyata itu jam istirahat dan para pegawai memilih untuk istirahat. Terdengar tawa riang para pegawai sambil makan siang, ada yang membawa bekal sendiri, ada yang ke kantin, ada juga yang pergi keluar mencari makanan enak yang ada di restoran. Perut orang miskin ini lapar, namun mereka menghiraukannya, sang istri lebih memikirkan keadaan suaminya sementara sang suami menahan sakit yang semakin terasa.

Akhirnya puskesmas buka lagi, para pegawai mulai aktif bekerja setelah istirahat. Orang miskin ini masuk ke ruangan dokter, setelah diperiksa dengan singkat, sang dokter berkata bahwa penyakitnya sudah kronis, mau tidak mau harus dibawa ke rumah sakit. Menangislah sang istri, bingung bukan main dengan keadaan ini, dalam hati dia bertanya "mau bayar pakai apa berobat ke rumah sakit?". Sang dokter ternyata baik hati, dia memberitahukan bahwa mereka bisa berobat gratis di rumah sakit dengan membawa surat keterangan dari puskesmas, yah mungkin semacam jamkesmas atau yang lainnya.

Setelah melengkapi surat-surat yang diperlukan, mereka ke rumah sakit dengan diantar mobil ambulance yang ada di puskesmas, sesampainya di rumah sakit sang suami dimasukkan ke dalam ruang IGD, sementara sang istri masih ditahan oleh sopir karena belum membayar uang jasa mengantarnya dari pusksesmas tadi. Salah seorang yang ada di dekatnya merasa iba, dia merogoh kocek dan membayarkan biaya itu kepada sang sopir yang baik hati. Setelah berterimakasih kepada orang baik yang menolongnya, sang istri harus melengkapi data-data yang dibutuhkan di administrasi.

Entahlah, setelah melengkapi data-data yang dibutuhkan, ternyata sang petugas berkata bahwa ruangan rumah sakit penuh, dan sang suami harus menunggu untuk waktu yang tidak ditentukan, lagi sang istri hanya merintih dalam hati "orang miskin harus sabar, orang miskin harus banyak bersyukur". Mereka menunggu giliran ada ruangan kosong sambil melihat beberapa pasien berbayar yang langsung masuk ke ruangan, entahlah mungkin mereka masuk ke dalam ruangan VIP, mereka orang berduit jadi mudah masuknya.

Saking lamanya menunggu, sang suami tidak bisa menahan rasa sakitnya, dan akhirnya dia meninggal dunia saat menunggu ruangan kosong di IGD, sang istri menangis, dia bersedih bukan karena kepergian suaminya yang memang kuasa Tuhan, dia bersedih karena keadaan yang dia hadapi, dia miskin dan terjepit keadaan, sungguh dia tak mampu untuk menerima semua ini, namun sayangnya dia hanya orang miskin, suara orang miskin kurang nyaring didengar, namun dia hanya berdo'a kepada Tuhan, dia tahu bahwa Tuhan maha mendengar.

Jenazah suaminya dimasukkan ke dalam mobil jenazah, dia duduk disampingnya sambil meneteskan air mata, dia adalah istri yang baik dan sabar. Perjalanan dari rumah sakit ke rumahnya memakan waktu sekitar setengah jam, sesampainya di rumah ada beberapa kerabat yang membantu mengurusi jenazah suaminya itu, dan sang sopir masih di sana menunggu uang jasa setelah mengantar jenazah tadi. Pak RT tak tega melihatnya, dia merogoh uang kas RT dan membayarkan jasa sopir yang sudah membantu itu, kemudian sang sopir pergi dengan mobil jenazahnya, yah dia pantas mendapatkan uang karena dia sudah bekerja dengan baik :)

Wahai para pelayan masyarakat, tahukah kalian bahwa kebanyakan orang miskin di Indonesia belum terlalu paham dengan program pemerintah tentang bantua kesehatan, bersabarlah kalian dalam menghadapi mereka, tunjukkan rasa iba kalian wahai orang yang berjasa bagi banyak orang yang sedang sakit :)

Updated at: 4:40 AM

0 comments:

Post a Comment