Apa yang paling dirindukan, disesali, dan diharapkan untuk kembali? Jawabannya adalah sesuatu yang telah pergi! Begitulah yang aku rasakan ketika bulan Ramadhan yang aku cintai akan pergi, tepatnya pada waktu sahur terakhir di bulan puasa.
Aku menyantap hidangan sahur seperti hari-hari sebelumnya, keluargaku sudah lengkap karena saudara yang merantau sudah pulang kampung, kami makan bersama dalam kebahagiaan menyambut kedatangan hari raya Idul Fitri yang tinggal menghitung jam saja. Namun setelah sahur selesai, sebagian memilih untuk mandi, sebagian lagi menonton tv, dan ada yang membereskan sisa makanan dan piring kotor, sementara aku?
Aku keluar rumah, dengan pakaian tipis di dini hari yang biasanya sangat dingin, aku menapaki jalanan kampung yang sangat sepi saat orang-orang masih sibuk dengan santap sahur mereka. Aku susuri jalan, menatap gelapnya pagi, menerawang langit yang cerah, bintang dan bulan terlihat sangat indah, aku menarik nafas dalam-dalam dan ku hembuskan dengan perlahan, tak terasa air mataku mengalir.
Aku berdo'a kepada Allah SWT, mengharapkan agar bulan puasa ditambah lagi, mengharap agar waktu bisa diundur, aku menyesali ibadahku yang kurang di bulan suci, aku menyesali dosa yang masih aku lakukan, aku merasa kurang menikmati bulan Ramadhan yang akan berakhir itu. Namun waktu terus berjalan, aku musti merelakan bulan penuh berkah yang akan pergi, tangisku mungkin tak akan menghentikan waktu, namun semoga Allah SWT masih memberikanku kesempatan untuk berjumpa dengan Ramadhan tahun depan, dengan keberkahan yang lebih dan lebih lagi.
Bagaimana kalau umurku tak sampai kepada Ramadhan berikutnya? Bagaimana kalau ini adalah Ramadhan terakhir? Bagaimana kalau esok adalah kenikmatan puasa yang bisa aku rasakan, dan tak ada kesempatan lainnya? Tangisku semakin deras, aku semakin takut dan aku semakin berat meninggalkan bulan puasa yang aku cintai ini. Kamu pernah ditinggalkan orang yang kamu sayangi? Rasanya berlipat-lipat jika kamu tahu bagaimana beratnya ditinggalkan bulan Ramadhan!
Sahur terakhir, puasa terakhir, dan buka puasa terakhir, hingga akhirnya datang malam takbir, malam dimana bumi bertakbir mengagungkan nama Allah SWT, malam dimana kebahagian menyertai umat muslim di seluruh dunia. Esoknya tiba hari Idul Fitri nan suci, dimana kita seakan terlahir kembali, dan pada akhirnya aku tak bisa move on, aku kembali teringat dengan bulan yang ku cintai itu. Selamat tinggal Ramadhan, semoga Allah SWT masih mempertemukan kita lagi di tahun depan, dan aku berharap masih diberikan waktu panjang untuk menanti dan terus menanti bulan puasa berikutnya untuk berlomba meraih berkah-Mu.
0 comments:
Post a Comment