Dengan kopi hitam yang tinggal setengah gelas, rokok yang masih menyala, dan iringan lagu slow rock yang mendayu, aku mencoba menuliskan keluh kesah yang aku rasakan saat ini. Perasaan yang sulit aku sampaikan kepada orang lain, dan dengan ngeblog-lah aku bisa bebas mengungkapkan segala perasaanku ini.
Beberapa hari yang lalu temanku memberitahuku melalui BBM,
Teman : hey kamu udah tau belum?
Aku : Apaan emangnya?
Teman : Mantan kamu mau nikah loh bulan ini.
Aku : Owh, aku malah gak tau hehee, udah gak pernah denger kabarnya sih.
Teman : ya kamu kondangan ya, sama aku ya gak papa, jangan kabur loh.
Aku : No!
Entahlah, ini adalah sebuah kabar yang membuatku gelisah hingga saat ini, berita yang cukup membuatku terpaksa mengingat kembali berbagai hal yang aku alami bersamanya. Dia! Dia adalah pacar pertamaku, dan dia adalah seorang wanita yang mengenalkanku tentang cinta, namun dia juga wanita yang mengenalkanku tentang sakitnya patah hati. Apa aku cengeng dan lebai? Mungkin! Namun betapa keras aku mencoba melupakannya, aku tetap tidak bisa menghapus segala kenangan bersamanya, dan kenangan buruk darinya adalah sesuatu yang selalu menghantuiku.
4 tahun sudah aku berpisah dengannya, namun selam itu pula dia adalah momok yang selalu membuatku sakit, saat aku bertemu dengannya, saat aku mendengar kabarnya, saat aku harus dibully teman-teman karena dia, yah benar-benar menyebalkan. Aku sudah mencoba melupakannya, aku juga sudah pernah pacaran dengan wanita lain, namun nihil, entahlah aku merasa seakan dia adalah jodohku, namun Tuhan lebih tahu yang lebih baik.
Kenapa aku tidak mencoba kembali padanya?! Ingatlah prinsip seorang lelaki, "jangan pernah mengemis kepada seorang wanita, jangan mengganggu hubungan wanita dengan pasangannya, jangan mengingkari Janji". Tentu aku sudah ditinggalkan olehnya, aku tak akan mengemis untuknya, aku sudah tahu dia bersama lelaki lain, tentu aku tak akan mengganggu hubungannya, dan aku sudah berjanji untuk tak lagi mencintainya, dan janji itu harus aku tepati.
Bagaimana perasaanku saat aku tahu mantan mau menikah? Aku sedih, tentu saja! Aku kecewa, tentu saja! Aku merasa rendah diri, yah jujur aku kini berada di bawah, aku tak punya kekasih, aku belum menemukan pekerjaan yang mapan, aku masih berantakan, dan itu cukup membuatku merasa seperti aku kalah total.
Aku sudah memutuskan tak akan ke pernikahannya, hmm aku hanya bisa mendo'akan saja, semoga menjadi pasangan yang sakinah, mawadah, warohmah. Terimakasih atas segala kisah dan rasa sakit yang telah kau berikan padaku...
0 comments:
Post a Comment