Beberapa tahun yang lalu ketika saya sedang asik nongkrong bareng teman-teman, tiba-tiba datang seorang wanita yang membuat saya kaget. Yah ternyata wanita ini adalah tetangga saya sendiri, namanya Susi, seorang gadis yang dulu saya kenal pendiam dan pandai di sekolah dasar, kini datang dengan penampilan yang sangat jauh berbeda. Dia masih mengenaliku dan menyapaku,
Susi : hay, kamu kan si xxx tetanggaku yah?
Aku : iya, kamu susi kan? Anaknya pak xxx?
Susi : iya heheee
Hanya sekedar menyapa saja, namanya juga tetangga dan kenal jadi wajar kalau saya menyapa dia, namun sungguh melihat penampilannya saat itu saya sangat kaget. Dulu dia itu sangat rajin, pandai, dan sering mengikuti lomba mata pelajaran mewakili sekolahan, lha sekarang pakaiaannya sangat minim, menggoda nafsu, dan mewakili seorang wanita malam.
Setelah pertemuan itu, aku mendapatkan nomor teleponnya dan sejak saat itu aku mulai sering berhubungan dengannya melalui HP, entah sekedar bertanya kabar melalui SMS atau telpon ketika sedang suntuk. Nah suatu ketika tiba-tiba Susi mengajakku ke sebuah kost, aku cuek aja karena sudah agak tahu dengan kehidupan malam susi yang sudah cukup parah.
Di kost itu dia langsung mengeluarkan beberapa botol minuman, dia menikmati minuman itu seakan melepaskan beban besar yang ada di dalam dirinya. Dia sempat memaksaku untuk ikut menikmati minuman itu, namun aku menolaknya karena aku memang tidak pernah minum, akhirnya minuman itu habis setengah dan susi mulai bicara ngawur. Yang membuatku kaget, dia menceritakan kehidupannya dulu dan perjalanannya menjadi seorang wanita malam seperti saat ini.
"Dulu aku anak yang rajin, pandai, dan aku merasa masa depanku akan sukses, orang tuaku berharap banyak kepadaku agar aku bisa menjadi orang sukses. Namun semua berubah ketika aku menginjak SMA, aku mulai mengenal beberapa teman yang nakal, dan aku mulai mengenal dunia yang seharusnya aku hindari, aku mulai belajar merokok, minum, dan karena kekurangan uang untuk senang-senang akhirnya aku mulai mengenal dengan seks bebas, dan kini aku menjadi seperti ini. Orang tua dan tetangga akhirnya mengetahui kelakuan burukku, ayahku sangat marah dan akhirnya dia mengusirku dari rumah karena malu memiliki anak sepertiku. Hidupku hancur!"
Aku melihat Susi menangis, baru kali ini aku melihatnya menangis, seakan segala beban pikirannya telah dituangkan kepadaku saat itu, aku hanya terdiam dan bingung mau berkata apa karena dia dalam keadaan mabuk berat.
Setelah Susi tertidur, aku segera meninggalkannya di kamar kost, lalu aku pulang ke rumah. Esoknya aku mengirimkan SMS kepada Susi yang isinya "semua orang pernah berbuat salah, dan sebaik-baik orang salah adalah dengan bertaubat. Pulanglah dan bersujud sama orang tuamu, minta maaf dan benahi hidupmu". Semenjak mengirmkan sms itu, aku segera melanjutkan hidupku lagi dan berusaha agak menjauh dari Susi, begitu pula dengan susi, dia tidak membalas sms dariku dan nomornya tidak aktif lagi. Semoga kamu baik-baik saja ya sus...
0 comments:
Post a Comment