Kisah Inspiratif, Terlalu Lama Pacaran malah Ditinggal Nikah

Alkisah ada sepasang kekasih yang sangat romantis dan membuat banyak orang iri karena hubungan mereka yang sangat harmonis, mereka adalah Joni dan Nita. Keduanya adalah kekasih yang sudah berpacaran dari bangku SMA, hingga kini mereka bekerja dan masih melanjutkan hubungan asmaranya. Terhitung sudah hampir 10 tahun mereka bersama sebagai sepasang kekasih, usia mereka kini 27 tahun dan belum menikah.

Orang tua Joni dan Nita sudah merestui hubungan keduanya, mereka sudah menunggu hari bahagia dimana anak mereka menikah, namun Joni memiliki ambisi besar dalam pekerjaannya, dia belum mau menikah sebelum menjadi seorang manajer di kantornya. Hal itu sempat membuat Nita dan keluarganya kecewa, mereka berharap segera menikah agar bisa membangun rumah tangga karena usia mereka sudah pas untuk menikah. Joni yang keras kepala memberikan janji kepada Nita, nantinya dia akan segera menikahinya ketika dia sudah menjadi seorang manajer, dan Nita menerimanya walau dia agak kecewa.

Selang beberapa tahun Joni masih belum juga diangkat menjadi seorang manajer, kala itu tekanan dari beberapa pihak sempat membuat Joni frustasi, mulai dari keluarganya sendiri yang memintanya untuk segera menikahi Nita, keluarga Nita yang terang-terangan meminta keseriusan Joni dan keluarga, serta teman-teman mereka yang menunggu saat dimana Joni dan Nita menikah, namun Joni yang keras kepala tetap bersikeras belum mau menikahi Nita.

Suatu sore datanglah teman Joni yang bernama Alan, dia datang ke rumah Joni untuk bersilaturahim karena sudah lama tidak bertemu sejak dulu lulus SMA, yah mereka adalah teman seperjuangan dari SMA dulu. Kini Alan adalah seorang pengusaha sukses, dia sudah memiliki banyak karyawan yang membantu menjalankan usahanya. Setelah lama berbincang dan mengingat masa lalu mereka, iseng Alan bertanya kepada Joni,
"Eh Jon, kamu kapan nikah sama Nita? Sudah lama loh kalian pacaran, kok belum nikah juga, kasihan Nita loh. Nanti kalau kelamaan malah diambil orang hehehee",

"Ntar ah lan, aku lagi nunggu biar jadi manajer dulu, kalau sudah jadi manajer baru deh aku nikahin Nita. Tenang aja, dia pasti setia kok sama aku, aku tahu dia sangat mencintaiku kok", jawab Joni dengan bangganya saat itu.

Selang beberapa lama, Joni yang terus bekerja dan berambisi menjadi seorang manajer itu, tiba-tiba merasa aneh. Kekasihnya yang biasa menemaninya setiap hari, tiba-tiba susah dihubungi, ketika dia datang ke rumahnya selalu saja tidak ada di rumah. Perasaan cemas terus datang dan membuat Joni khawatir dengan keadaan Nita, namun dia tidak terlalu peduli ketika pekerjaan ada di depannya. Bagi Joni, Nita tidak terlalu penting jika dibandingkan dengan pekerjaan yang selama ini dia perjuangkan.

Suatu hari datanglah sebuah surat undangan, ternyata Alan yang mengundangnya, dan yang membuat Joni tercengang, mempelai wanita dari Alan adalah Nita, pacarnya yang selama ini menunggu untuk dinikahi. Saat itu Joni naik pitam dan marah besar, spontan dia meninggalkan kantor tanpa ijin dan mendatangi Nita. Sesampainya di rumah Nita, dia marah-marah dan meminta penjelasan tentang keputusan Nita yang akan menikah dengan Alan, kemudian sambil menangis Nita menjawab,

"maaf mas bukannya saya menghianati, tapi saya dan keluarga sudah lama menunggu keseriusan mas Joni untuk menikahi saya, namun mas Joni seakan tidak memiliki keinginan untuk menikahi saya, sedang umur saya semakin tua dan orang tua terus memaksa agar saya segera menikah, akhirnya saya putuskan untuk menerima pinangan mas Alan yang segera akan menikahi saya".

Mendengar jawaban itu, Joni semakin marah dan segera meninggalkan rumah Nita untuk menemui Alan, dia datang dengan amarah yang sangat tidak terkendali karena menganggap Alan menusuknya dari belakang. Sesampainya di tempat Alan, Joni langsung memukul muka Alan dan memarahinya, namun Alan dengan tenang dan sabar mencoba menenangkan Joni, dan Alan menjelaskan perihal keputusannya itu kepada Joni. Ternyata orang tua Nita datang ke rumah Alan dan meminta Alan untuk segera menikahi Nita, hal itu karena ternyata ayah Nita sakit keras, dan dokter memvonis bahwa umurnya sudah tidak lama lagi, jadi dengan alasan itu akhirnya Alan menerimanya dan segera akan menikahi Nita. Mendengar jawaban itu, Joni tersungkur dan menangis menyesali kesibukannya dalam mengejar ambisi pekerjaannya dan malah mengesampingkan Nita, orang yang sangat dia cintai sehingga diambil oleh temannya sendiri, Joni menyadari kesalahannya dan semua hampir terlambat.

Joni kembali ke rumah Nita dan meminta orang tua Nita untuk membatalkan pernikahannya, namun orang tua Nita sudah kecewa dengan kelakuan Joni yang seakan menyia-nyiakan Nita sejak dulu, mereka tetap akan menikahkan Nita dengan Alan dan tidak mau menerima lamaran Joni yang memang sudah terlambat.

Setelah kejadian itu, Joni terpukul dan memilih untu mengurung diri di kamarnya hampir satu minggu, dia tidak bisa menerima keputusan Nita dan keluarganya, dia juga tidak menghadiri pernikahan mereka. Dan setelah beberapa hari tidak berangkat kerja, dia bukannya diangkat jadi manajer, akan tetapi malah dipecat dari pekerjaannya karena dianggap melalaikan kewajibannya di kantor, kelar hidup Joni saat itu.

Mungkin kisah di atas hanya sebuah rekayasa, mungkin juga kisah itu nyata, namun ada pelajaran bagi para lelaki gagah yang berani memacari seorang wanita, namun terkadang mereka belum siap menikahinya, hal itu adalah sesuatu yang umum namun itu adalah cerminan tanggung jawab dari seorang lelaki. Inget tong, belum tentu juga pacar km itu adalah jodoh kamu, buruan di nikahi, mau kamu ada yang sms "cie cie yang udah jagain jodoh orang"... :P

Updated at: 9:38 PM

0 comments:

Post a Comment