Kisah Perjuangan menjadi Seorang Sarjana, Apa yang Aneh?

Kisah ini saya dapatkan dari seorang pria sebut yang kini sudah menjadi seorang sarjana, sebetulnya kisah seperti ini adalah kisah biasa yang sering kita temui dalam kehidupan kita, namun coba baca dengan seksama kisah yang sederhana ini, dan pahami apa yang aneh dalam kisah ini.

Cerita dimulai ketika ujian SMP dimulai, saat itu pria ini bingung dengan masa depannya, dia merenung di kamar membayangkan apa yang akan terjadi ketika dia lulus SMP. Orang tuanya bersikeras untuk menyekolahkan anaknya hingga SMK, sedangkan sang anak tahu diri, orang tuanya sudah tua dan tidak mampu membiayai pendidikannya jika dia masuk ke SMK, sedangkan dia sadar diri bahwa saat itu dirinya bukanlah anak yang rajin, walaupun terbilang cukup pandai dalam dunia pendidikan. Saat itu dia mengambil keputusan yang sangat-sangat berani, dia datang kepada orang tuanya dan mengatakan dengan mantap "Pak, bu, saya mau ujian, tapi saya tidak mau belajar, saya berjanji akan lulus namun saya tidak mau mendapatkan nilai yang tinggi, saya sudah memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMK", mendengar perkataan anaknya itu, kedua orang tuanya kecewa dan cukup sedih, namun mereka juga sadar bahwa keadaan ekonomi saat itu tidak memungkinkan untuk membiayai anaknya ke SMK.

Sesuai janjinya, anak itu lulus dengan nilai pas-pasan, teman-teman sekelasnya merasa heran dengan nilai yang didapatkannya, ada seorang sahabat yang bertanya kala itu "kamu kok nilai ujiannya jelek si, bukannya kamu pandai?", anak itu menjawab dengan santai "gak papa, aku sudah memutuskan untuk berhenti sekolah".  Sontak jawaban itu mengagetkan sahabatnya itu, bahkan sahabatnya sempat memberikan harapan untuknya dan berkata "kamu jangan berhenti sekolah donk, nanti aku minta sama mamaku deh biar dia membiayai kamu buat sekolah", yah sahabatnya itu memang cukup kaya, namun pria muda tadi tahu diri dan menolaknya.

Singkat cerita setelah lulus SMP, teman-temannya masuk ke SMA, SMU, SMK, dan hanya beberapa saja yang berhenti sekolah seperti dirinya. Dalam keadaan seperti itu, dia merasa sangat sedih karena tidak bisa meneruskan sekolahnya, namun melihat keadaan orang tuanya, dia lebih sedih jika terus menerus menyusahkan mereka untuk membiayai sekolahnya. Hampir satu tahun anak muda itu hanya menganggur di rumah, dia hanya bermain dengan teman-teman penganggurannya, terkadang dia membantu pekerjaan orang tuanya, masa depannya seakan suram dengan keadaannya saat itu.

Setelah satu tahun menjalani masa-masa yang sulit dengan status penganguran dan kehidupan yang kekurangan, akhirnya kakak sang pria muda ini kasihan dengan kehidupan adiknya, kakaknya yang sudah bekerja kemudia memaksa adiknya untuk masuk ke SMA terbuka atau Paket C, sekolah ini adalah sekolah yang setara dengan SMA, sebuah program pemerintah untuk mengentaskan pendidikan 12 tahun bagi mereka yang tidak mampu meneruskan sekolahnya. Setelah masuk ke Paket C tersebut, dia mulai mengikuti pembelajaran di sana, banyak pengalaman yang dia dapatkan dari tempat itu, mulai dari teman-teman baru yang terkesa nakal dan seenaknya sendiri, yah sepertinya tempat itu adalah tempat bagi mereka yang putus sekolah karena kelakuan nakalnya, ditambah dengan guru pengajar yang terkesan enggan dan malas mengurusi anak didiknya yang susah diatur, lalu sistem pendidikan yang seadanya. Pada saat di Paket C, pria tadi merasa minder dengan teman-temannya dulu, tidak sedikit yang mengejek dan menghinanya dengan statusnya yang bersekolah di SMA terbuka itu, bahkan suatu ketika saat dia pulang sekolah ada seorang teman yang berpapasan dengannya di jalan dan mencibir dengan nada menghina "wuihhhh anak kuliahan baru pulang, kuliah di mana bro?", anak muda yang dalam keadaan minder itu menundukkan kepala, dia tahu ejekan temannya itu, dia sadar perkataannya itu sangat menyakiti perasaannya, namun dia berbesar hati dan berkata lirih "aamiin" dengan do'a semoga perkataan temannya tersebut adalah sebuah do'a yang akan diijabah oleh Allah Swt.

Setelah 3 tahun menjalani pendidikan di SMA terbuka, dengan segala perlakuan dan pengalaman yang membuatnya perlu bersabar, akhirnya dia lulus juga dari sekolah yang tidak pernah dia harapkan itu. Dengan ijazah SMA terbuka yang dia dapatkan, dia tidak berani mendaftar kerja, dia merasa minder dengan ijazahnya tersebut dan memang saat itu ijazah SMA terbuka tidak terlalu diakui oleh perusahaan atau perguruan tinggi di Indonesia karena dianggap ijazah yang kurang valid. Praktis setelah lulus SMA, dia masih menganggur dan hanya berdagang untuk menyambung kehidupannya, dia menjalani pekerjaan apa saja yang sekiranya menghasilkan, baginya apa saja yang penting halal lebih baik daripada hanya berpangku tangan kepada orang lain.

Kakaknya yang melihat adik tercintanya itu masih belum memiliki masa depan yang jelas akhirnya memberikan kabar baik kepada adiknya, dia menawarkan adiknya untuk kuliah di salah satu perguruan tinggi di kota itu, sang adik hanya tertawa mendengar kata-kata kakaknya itu, dia berkata kepada kakaknya "aku disuruh kuliah? dengan ijazah SMA terbuka? memang ada perguruan tinggi yang menerimanya? memang aku punya biayanya?", yah wajar dia pesimis karena keadaan saat itu memang sangat memprihatinkan, namun sang kakak adalah orang yang pantang menyerah, dia lalu menjamin biaya kuliah adiknya itu. Sang adik yang tadinya hanya tertawa pesimis akhirnya terdiam, dia bingung antara menerima tawaran itu atau menolaknya, namun karena dia ingin mengambil kesempatan baik itu akhirnya dia menerima tawaran dari kakaknya tersebut.

Singkat cerita dia masuk ke dalam kampus dan melakukan pendaftaran, meski sempat ditolak dengan alasan ijazah SMA terbukanya itu, akhirnya dia diterima juga dan resmi menjadi seorang mahasiswa di sebuah kampus ternama. Bertahun-tahun dia kuliah dengan menyembunyikan masa lalunya yang lulusan SMA terbuka, hal itu bisa ditutupinya dengan prestasi di kelasnya, dia mampu mencerna mata kuliah dan cukup pandai di kelasnya. Hinga akhirnya setelah bertahun-tahun dia kuliah, sesuai target dia lulus dengan nilai yang cukup baik dan dia kini menjadi sarjana muda. Seorang anak yang memutuskan berhenti sekolah karena kasihan dengan keadaan orang tuanya dan tidak mau merepotkan mereka, seorang anak yang bersabar menjalani pendidikannya dengan ejekan teman-temannya, seorang anak muda yang akhirnya bisa membahagiakan orang tua, kakaknya, dan orang-orang di sekitarnya, dia mampu dan dia bisa sukses dalam dunia pendidikan meski sebelumnya dia sempat menyerah dengan keadaan, namun Allah Swt memiliki keputusan lain untuknya.

Setelah dia lulus menjadi sarjana, dia bertemu dengan teman-teman yang dulu mengejeknya, dan ternyata teman-temannya dulu hanya lulusan SMK yang tidak bekerja, mereka kebanyakan menjadi penganguran dan beberapa berdagang di jalanan, mereka yang dulu sombong kepadanya kini  tidak bisa sombong lagi dan menyanjung pria tadi, namun sang pria yang belajar dari pengalaman hidupnya tidak membalas perlakuan buruk teman-temanny dulu, dia berteman dengan mereka tanpa memandang status dan keadaan mereka, dia sudah memaafkan perbuatan buruk mereka.  

Dan sekali lagi, roda kehidupan itu berputar, janganlah sombong ketika di atas, dan tersenyumlah ketika di bawah!

Updated at: 9:36 PM

3 comments: